Berharap Syafa'at Dalam Peringatan Maulid Nabi
Peringatan Maulid Nabi adalah tradisi untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kata Maulid sama artinya dengan Milad yang diambil dari bahasa arab yang berarti “hari lahir”. Peringatan kelahiran Nabi ternyata bukanlah tradisi yang ada ketika Nabi sendiri masih hidup. Perayaan atau peringatan ini berkembang luas dalam masyarakat diberbagai negara termasuk Indonesia jauh setelah Nabi wafat.
Hampir bisa dipastikan peringatan Maulid Nabi yang sering
kita lihat dizaman ini, tidak pernah ada dan tidak pernah dilakukan oleh Nabi
dan para sahabatnya. Lalu seperti apa sejarah dimulainya peringatan Maulid Nabi
ini ?
Peringatan maulid Nabi pertama kali dilakukan oleh seorang
raja Irbil (wilayah Irak -saat ini-) yang bernama Syekh Mudzaffarudin
al-Kaukabri sekitar abad ke-7 Hijriyah dalam rangka menyemangati dan meneladani
para pemuda pada saat itu tentang sosok Nabi Muhammad SAW.
Peringatan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW merupakan hal yang sudah lazim bagi orang Indonesia dengan sebutan Maulid Nabi. Dengan dilaksanakannya berbagai kegiatan demi menghormati kelahiran Sang Pemimpin umat akhir zaman. Seperti yang sudah sering dilakukan oleh masyarakat yaitu dengan adanya kegiatan pembacaan Maulid Nabi dimulai tanggal 1 sampai dengan tanggal 12 Robi’ul Awal, banyak juga pengajian-pengajian dengan tema “Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW” di berbagai daerah, kota maupun pelosok desa.
Nabi Muhammad SAW sendiri dilahirkan pada hari Senin, 12
Robi’ul Awal tahun Gajah, atau bertepatan dengan 20 April 571 M. Dimana waktu
terjadi suatu peristiwa yang sudah termaktub dalam Surat Al Fiil. Bahkan
kelahiran Nabi Muhammad SAW sudah disebutkan oleh Nabi-nabi sebelumnya, bahwa
akan ada Nabi terakhir yang terlahir sebagai rahmat untuk alam semesta رحمة للعالمين .
Dalam kitab
كتاب الديبعي disebutkan bahawa :
إن
قريشا كانت نورا بين يدي الله عز وجل قبل أن يخلق آدم بألفي عام يسبح الله ذلك
النور وتسبح الملائكة بتسبيحه
Maulid Nabi
saat ini sudah menjadi tradisi yang baik dan rutinitas masyarakat Indonesia,
baik perkotaan maupun pedesaan.
Di dalam Al Qur’an Allah SWT menyebutkan bahwa Rasulullah SAW adalah contoh dan suri tauladan yang baik bagi umat manusia.
“Sesungguhnya
pada diri Rasulullah ada teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap
Allah SWT dan hari akhir serta senantiasa berdzikir kepada Allah SWT. (al Ahzab
: 21)
Rasulullah
SAW dilahirkan ke dunia ini tidak hanya mengubah keyakinan kejahiliahan bangsa
Arab saat sebagai penyembah berhala, tapi Rasulullah SAW juga mengubah berbagai
hal yang tidak sesuai dengan tuntunan Islam.
Rasulullah
SAW begitu gigih memperjuangkan perubahan tatanan social, hokum dan budaya
untuk kesejahteraan dan keadilan bagi semua umat manusia. Namun dalam
perjuangan Rasulullah SAW selalu mengedepankan keluhuran tata krama, sehingga
Islam tersebar ke seluruh penjuru dunia dalam waktu yang relative singkat.
Yang
demikian itu adalah contoh dari Rasulullah SAW, bahwa dalam berdakwah kita
harus berjuang untuk mengubah pola kehidupan masyarakat yang tidak sesuai
dengan ajaran Islam tentunya dengan budi pekerti yang baik, sehingga dakwah
kita mudah diterima oleh masyarakat.
Dalam
kehiduan berkeluarga Rasulullah SAW juga memberi contoh, bagaimana Beliau
begitu menyayangi dan menghormati istri-istrinya. Sebagai pemimpin umat islam
saat itu, Beliau tidak pernah gengsi untuk membantu pekerjaan istrinya di
rumah. Rasulullah SAW juga bukan tipe orang yang suka merepotkan orang lain.
Apa yang bias dilakukannya sendiri, Beliau lakukan sendiri.
Ditulis oleh : M. Abror, Naviatun Nisa, Nur Fadilah (Santri MDW Ponpes Al Ishlah Assalafiyah Luwungragi)